Monday, March 02, 2009

Meninggalkan Tuhan hanya untuk Tuhan

“Kalau ada suatu alasan yang dapat dibenarkan untuk meninggalkan doa, maka alasan itu ialah melayani orang miskin. Meninggalkan Tuhan hanya untuk Tuhan… itu namanya bukan meninggalkan Tuhan…”
(SV 30 Mei 1647)

Orang miskin adalah tuan dan guru kita

"Marilah mengakui di hadapan Allah bahwa orang-orang miskin itu tuan-tuan dan guru kita, dan bahwa kita tidak pantas mempersembahkan pelayanan kita yang kecil saja."
(SV XI, 393 - Januari 1657)

Sama dengan melayani Yesus sendiri

“Di dalam melayani orang miskin, anda melayani Yesus Kristus sendiri. Anda melayani Kristus dalam pribadi orang miskin.”
(SV IX, 252 – 13 Pebruari 1646)

Meninggalkan Tuhan untuk berjumpa Tuhan lagi

“Bila anda terpaksa meninggalkan doa untuk melayani orang miskin, jangan cemas, karena itu berarti meninggalkan Tuhan untuk berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri orang miskin.”
(SV 31 Juli 1634)

Allah memilih orang miskin

“Allah telah memilih orang-orang miskin itu untuk menjadikan mereka kaya dalam iman.”
(SV 25 Januari 1643)

Tindakan kasih yang paling agung

"Apakah ada tindakan kasih yang lebih agung daripada memberikan diri secara total untuk orang-orang yang mengalami kesusahan dan meringankan penderitaan mereka?"
(SV 24 Nopember 1658)

Menjumpai Allah dalam diri orang miskin

“Sepuluh kali sehari kalian akan mengunjungi orang miskin, maka sepuluh kali sehari kalian akan menjumpai Allah disitu… Kalian mengunjungi rumah orang miskin, tetapi disitu kalian menjumpai Allah.”
(SV)

Orang miskin menampilkan wajah Kristus

“Tidak boleh menilai orang-orang miskin dari penampilan atau dari sikap lahiriah… baliklah medali, dan kalian, dalam terang iman, akan melihat bahwa orang-orang miskin itu menampilkan kepada kita wajah Putera Allah.”
(DBSV. V, 40).

Sekaligus pandai dan rendah hati

“Oh! Betapa sulit menjumpai seorang yang benar-benar pandai dan sekaligus benar-benar rendah hati!”
(DBSV. V, 174)

Kuasailah ilmu, tapi jangan sombong

“Ilmu memang dibutuhkan… dan celakalah mereka yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik! Tetapi kita harus sangat berhati-hati… karena pengetahuan menjadikan orang sombong.”
(DBSV. V, 175)

Mendampingi orang miskin

“Kalau kita bertanya kepada Tuhan Yesus: Tuhan telah datang ke dunia untuk melakukan apa? ‘Mendampingi orang miskin’. Untuk apa lagi? ‘Mendampingi orang miskin’.”
(DBSV. V, 149)

Evangelizare Pauperibus

“Tuhan kita Yesus Kristus telah datang ke dunia dengan tujuan utama membantu orang-orang miskin dan mendampingi mereka. Misit me evangelizare pauperibus.”
(DBSV. V, 148)

Berjuang menjadi rendah hati

“Kita harus berjuang menjadi rendah hati, karena semakin seseorang menghayati kerendahan hati, semakin dia akan penuh kasih terhadap sesama.”
(DBSV. V, 1)

Sopan santun dan rela saling menghargai

“Keutamaan keramahan… menyebabkan kita bersikap sopan santun dan rela saling menghargai dalam pergaulan kita.”
(DBSV. V, 89)

Keramahan dan pergaulan yang baik

“Keramahan adalah jiwa dari pergaulan yang baik dan karena itu membuat pergaulan menjadi bukan hanya berguna, melainkan juga menyenangkan.”
(DBSV. V, 89)

Lembut dan ramah

“Tidak ada orang yang lebih tekun dan kuat dalam kebaikan daripada mereka yang lembut dan ramah.”
(DBSV. V, 85)

Kesabaran sebagai keutamaan

“Kesabaran adalah keutamaan yang sempurna. Betapa bahagia seseorang ketika dia menderita demi cinta kepada Allah.”
(SV X, 181)

Kelembutan Hati

“Kelembutan hati! Kelembutan hati! Oh, betapa indah keutamaan ini. Kelembutan dan kerendahan hati adalah dua saudara kembar yang sangat rukun dan tak terpisahkan, seperti halnya ketulusan dan kebijaksanaan.”
(SV XII, 184)

Semangat Kerendahan Hati

“Semangat kerendahan hati terutama berarti menempatkan diri terus-menerus dalam kesanggupan untuk merendahkan diri tanpa henti dalam semua situasi, baik secara batiniah maupun secara lahiriah.”
(SV I, 184 - 15 Januari 1633)

Obat mujarap terhadap perasaan antipati

“Kerendahan hati adalah obat mujarap terhadap perasaan antipati. Karena berkat kerendahan hati itu, kita menjadi lemah lembut dan cenderung menghargai orang lain lebih daripada diri kita sendiri.”
(SV VI, 45 - 26 Juli 1656)

Kelurusan Hati

“Kelurusan hati berarti… mengerjakan segala sesuatu demi kasih akan Allah.”
(SV XII, 302)

Jangan berliku-liku dan sembunyi-sembunyi

“Kelurusan hati mengantarkan kita langsung kepada Allah dan kepada kebenaran, tanpa berliku-liku dan tanpa sikap sembunyi-sembunyi.”
(DBSV. V, 36)

Membaca buku-buku yang baik dan berguna

“Kita harus berusaha memperkaya jiwa kita dengan semangat rohani, sama seperti dengan ilmu, dan untuk itu hendaknya kita membaca buku-buku yang baik dan berguna.”
(DBSV. V, 35)

Gunanya Studi atau Belajar

“Studi akan menjadi sarana bagi kita untuk menuju Allah… dan akan meningkatkan kemampuan kita untuk menghasilkan buah bagi sesama.”
(DBSV. V, 35)